Menenggok Sebuah Nasionalisme dari Sepak Bola

Menenggok Sebuah Nasionalisme dari Sepak Bola
 Oleh Claudius Hans Christian Salvatore

1. Pendahuluan
              Bila kita mendengar kata tentang sepak sepak Bola , tidak terasing bagi kita, karena setiap hari kita mendengar melihat olah raga tersebut . Sepak bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang, itu telah menjadi magnet tersendiri, sehingga Olah raga sepak bola menjadi olah raga yang mendunia, tidak memandang laki-laki, perempuan, tua muda, atau kelas sosial apapun akan menyukai sepak bola . Di negara indonesia yang berpenduduk kurang lebih mencapai 250 juta jiwa hampir sebagaian besar menyukai olahraga sepak bola. Olah raga sepak bola di Indonesia sendiri memang olah raga yang berbeda dengan olah raga yang lainya. Dimana antusias untuk memainkan maupun menonton sangat tinggi sekali. Oleh sebab itu banyak kepentingan – kepentingan masuk kedalam ranah sepak bola untuk menyebarkan sebuah ideologi atau sebuah kepentingan.
  2. Menenggok konsep sebuah Nasionalisme.
         Menurut Ania Lombba Nasionalisme telah menjadi aspek penting dari sebuah sejarah modern ,dan dari beberapa disiplin maka studi tentang nasionalisme telah menjadi industri kecil,namun sampai sekarang ini permasalahan tentang nasionalisme kurang menjadi perhatian sehinngga apa yang berhubungan dengan nasionalisme kurang menjadi kajian teori ,terutama berkaitan dengan masyarakat – masyarakat non eropa. Sulit untuk menggeneraisasi nasionalisme karena tidak ada satu faktor pun yang mungkin kita anggap bertanggung untuk menempa kesadaran sosial, bahasa, wilayah, masa lalu bersama, agama, ras, adat bisa diterapkan pada setiap kasus. Setiap kasus yang terjadi pada nasionalisme adalah kasus yang unik karena pembaca nasionalisme harus saling mengkaitkan tentang sejarah bangsa, dan mencari pola-pola umum seandainya pola-pola itu ada. Dalam konteks yang berbeda fanon berbicara tentang nasionalisme, nasionalisme menurut fanon adalah merespon kekerasan kolonialisme dengan memperbesar solidaritas vertikal anatara kaum tani, perkerja, pemilik modal, pemilik tanah feodal dan kaum borjuis Nasionalisme dinyatakan sebagai alat –alat remedial yang penting di mana budaya terjajah mendatangkan kerusakan psikologis atau rasisme kolonial, nasionalisme dalam kapitasnya hanya untuk menghilangkan luka – luka sejarah yang dibebankan oleh budaya kolonial yang membatasi bangsa terjajah ke dalam eksistensi manusia. Orang pribumi menemukan idiom tentang persamaan yang membakar semangat yaitu persamaan satu rasa yaitu sama –sama orang yang terjajah . Menurut Benedict Anderson nasionalisme adalah nilai yang legal yang paling universal dalam kehidupan politik pada zaman kita, Nasionalisme sebagai satu-satunya bentuk organisasi politik yang sesuai dengan kondisi sosial dan intelektual dunia modern, kemunculan nasionalisme dengan perubahan yang berhubungan dari ekonomi, pra industri ke ekonomi industri, dan mengatakan bahwa sebagai bentuk –bentuk organisasi sosial yang menjadi lebih kompleks dan bervariasi, hal mebutuhkan negara dan budaya kerja yang lebih homogen dan kooperatif. Kelahiran nasionalisme di Eropa Barat sesuai dengan munculnya cara berpikir yang religius. Sekularisme rasionalisme merupakan pencerahan yang menyebabkan semakin masyarakat meninggalkan kepercayaan lama yang bersifat tentang ketuhanan, Nasionalisme mengisis kekososngan yang elsitensial setelah surga. Bangsa merupakan produk sekular yang radikal dan imajinasi modern, yang diminta melalui bentuk-bentuk kultural sebuah novel dan majalah dalam suatu yang luas tanpa Tuhan , atau disebut dengan waktu yang kosong yang homogen. 3. Sepak Bola Asal mula adanya olahraga sepak bola memang masih sangat menjadi sebuah perdebatan sampai sekarang ini, kapan olah raga sepak bola ditemukan dan dimana olah raga sepak bola pertama kali di adakan masih menjadi perdebatan dan misteri bagi pecinta sepak bola. Walaupun masih menjadi perdebatan, olahraga bola sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dimana orang – orang mesir kuno telah mengenal olah raga bola mereka sudah mengenal cara menendang dan menangkap dalam permainan bola tersebut, dan bola yang digunakan pada waktu terbuat dari gumpalan kain line. Zaman Yunani Purba sudah mengenal permainan sepak bola yang mereka sebut dengan Episcuro. Di daerah Tiongkok orang menyebut olah raga bola dengan sebutan Tsi Chiu, Olah raga bola in digunakan untuk latihan militer pada saat ulang tahun raja. Di Jepang olah raga Bola dimana dinamai dengan Kemari yang dilakukan oleh kaum – kaum nigrat dan dilakukan selama bulan Januari. Di Perancis Olah raga bola dilakukan di biara, dan setiap siswa yang akan menuntut ilmu agama diwajibkan untuk membawa bola dari kulit. Di Inggirs pada awalnya memakai tengkorak bangsa Viking sebagai bola dan hal ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1863 terjadi pertemuan di Inggris, dalam pertemuan tersebut terbentuklah oraganisasi sepak bola pertama yang bernama Football Association (FA). FA merupakan salah satu pencetus sejarah awal dimulainya era sepak bola modern. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia mulai dibentuk dengan nama FIFA (Federation Internationale de Football Asosiation). FIFA dibentuk pada 21 Mei 1904, dan memiliki slogan For The Game. For The World. FIFA berpusat di Zurich, Swis. FIFA adalah baddan pengatur internasional sepak boal, FIFA juga mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan menerbitkan daftar peringkat dunia FIFA setiap bulannya.Ada satu kompetisi terpenting yang diadakan oleh FIFA dalam dunia sepak bola internasional yaitu Piala Dunia Sepak Bola atau sering disebut dengan Piala Duni. Turnamen babak final Piala Dunia adalah ajang olahraga yang paling banyak ditonton di dunia bahkan melebihi Olimpiade.
 4. Sepak Bola di Indonesia. 
http://www.sepakbola.com/2014/02/asal-usul-logo-tim-tim-sepakbola-indonesia/
        Belanda datang ke Indonesia telah membawa sebuah perkembangan yang cukup pesat, entah itu membawa perubahan kearah positih mamupun ke arah yang negatif. Namun pada saat ini saya akan memulai mebahas hal positif dahulu. Kedatangan Belanda membawa budaya barat salah satunya adalah olah raga yang memberi perkembangan dan perubahan terhadap masyarakat indonesia. Olah raga di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan hindu –Budha, atau zaman sebelum masehi, namun olahraga yang diberikan adalah olahraga untuk mempertahankan diri, yang nantinya berguna untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri . Latihan – latihan tersebut akhirnya perkembangan menjadi olahraga renang, dayung, tari termasuk tarian perang yang memainkan sebuah alat senjata semacam pedang tombak, gulat dan bela diri. Olahraga modern masuk ke Nusantara bersamaan dengan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia . Sepak Bola merupakan salah satu olah raga yang di bawa pada waktu itu. Sepak Bola modern adalah puncak dari penyebaran sepak bola itu sendiri. Penyebaran dilakukan oleh bangsa Belanda yang berkerja pada instansi-instansi pemerintahan Belanda. Ketika orang – orang Belanda mulai gemar memainkan sepak bola dan olahraga sepak bola semakin meluas keberadaanya, masayarakat pribumi mulai melihat dan memperhatikan olah raga sepak bola tersebut. Masyarakat Bumiputera yang telah mengenal dan mempelajari tentang sepak bola mulai menyebarkan olah raga tersebut kedalam kalangan bumiputera itu sendiri. Pada zaman tersebut masyarakat Pribumi bermain sepak bola hanya dengan penuh kesederhanaan, mererka memaikan sepak bola dengan mengunakan bola yang terbuat dari rotan. Klub Sepak Bola pertama dibentuk pada tahun 1894 yang bernama Road-Wit(merah-putih), yang dimiliki oleh kaum Belanda. Sejak itulah muncul klub-klub sepak bola baru, munculnyta klub sepak bola hanya di daerah yang menjadi kekuasaan sepak bola . Sdepak boal semakin banyak disukai dan gampang dalam proses penyebaranya ketika olahraga dimaksukan dalam kurikulum sekolah pada waktu itu. 
 5. Lahirnya PSSI Sebagai Simbol Perlawanan 
http://sardomikael.blogspot.com/2012/11/sejarah-sepakbola-indonesia.html
     PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda "Sizten en Lausada" yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu - satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari "Sizten en Lausada" ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda. Untuk melaksanakan cita - citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh - tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri - ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain - lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda). Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil - wakil dari VIJ (Sjamsoedin - mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya "menentang" berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan "stridij program" yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut "Steden Tournooi" dimulai pada tahun 1931 di Surakarta . Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan - jalan atau tempat - tempat dan di alun - alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan" yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar. Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo. Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria "Winner Sport Club " pada tahun 1936. Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut "Gentelemen's Agreement" yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 - 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Masuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949). Gelner berpendapat mucul pada suatu negara bagian, atau lingkungan pergaulan dimana, pada negara bagian tersebut tidak diperhitungkan . Bila dilihat dari munculnya atau berdirinya PSSI, bisa dilihat ada suatu perlawan yang digunakan oleh para pendiri PSSI untuk melawan hegemoni Belanda karena dalam permasalahan sepak bola ini tidak ada tempat bagi bumiputera untuk menampung aspirasi dan bakat mereka dala dunia sepak bola. Disamping tujuan utama tersebut para pendiri PSSI ingin meperlihatkan dan membangkitkan semangat nasionalisme terhadap pemerintahan Belanda. Pembangkitan rasa nasionalisme lewat sepak bola ini, mempunyai latar belakang, karena masyarakat Bumiputera mengalami perlakuan yang diskriminasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda. Sepak bola pada masa itu dijadikan bangsa belanda untuk dijadikan alat politik untuk menguasai bangsa Indonesia dengan cara yang halus. Namun proses tersebut mendapat perlawan dari para tokoh – tokoh akedmis dan para tokoh – tokoh politik Indonesia yang mengunakan sepak bola untuk membina mental sosial agar rasa kebangsaan terpupuk disamping itu juga mereka ingin menularkan rasa nasionalisme untuk melawan kolonial Belanda.. Untuk menunjukan rasa nasionalisme, diadakan Kongres sepak bola pada tahun 1932 di Surakarta, dimana dalam konggres tersebut menghasilkan beberapa keputusan yaitu yaitu tekad mengunakan satu bahasa, yaitu bahsa indonesia di setiap pertemuan-pertemua. Hal ini muncul dikarenakan nuansa sumpah pemuda mulai masuk kedalam tubuh organisasi olah raga tersebut. 
 6. Nasionalisme Sepak Bola Hari Ini. 
       Ayo putra bangsa Harumkan negeri ini
 Jadikan kita bangga Indonesia Tunjukan dunia
 Bahwa ibu pertiwi 
Pantas jadi juara Indonesia 
Jayalah negaraku 
Tanah air tercinta Indonesia raya 
Jayalah negaraku
Tanah air tercinta 
Indonesia raya 
Reff :Garuda di dadaku Garuda
 kebanggaanku
Ku yakin hari ini pasti menang.. 
Kobarkan semangatmu 
Tunjukkan keinginanmu
Ku yakin hari ini pasti menang.. 
      Kita tentu tidak asing dengan lirik lagu tersebut lagu yang selalu di putar pada saat Tim Nasional Indonesia bertandingan. Lagu tersebut selalu membahana ketika pertandingan saat sedang berjalan, itu merupakan fenomena yang terjadi saat ini. Ditengah kondisi yang yang terpuruk dan berada di rangking 161 FIFA, antusisme sepak bola tidak pernah luntur dihadapan kita, Memang cukup menarik dimana euforia ditengah – tengah carut marut sepak bola dan keterpurukan sepak bola. Banyak dari suporter yang datang ke stadion dengan seragam kostum tim nasional dan juga toa’ agar dapat mempengaruhi orang-orang disekiarnya untuk turut menyanyi dan berteriak. Banyak dari suporter yang berjingkrak-jingkrak dan saling berpelukan satu sama lain saat Indonesia mencetak gol dan meraih kemenangan. Banyak dari suporter yang memaki jika wasit memberi keputusan yang mengganggu subjektivitas mereka. Banyak dari suporter yang menyaksikan pertandingan dengan mata berkaca-kaca dan kadang menangis berurai air mata saat Indonesia dikalahkan dan gagal melaju ke babak selanjutnya. Menurut Benedict Anderson bangsa – bangsa adalah komunitas yang terbayang dibentuk secara sosial dan diciptakan menurt gaya hidup pembayanganya. Prinsip kebangsaan adalah pemebnetukan secara politis yang dibentuk oleh suatu negara. Jika melihat dalam pada tahun ini ketika Indonesia berhasil menjuarai Piala AFF U 19 dan berhasil mengkalahkan Malaysia di Semi Final Sea Games 2014 di Myanmar tanggapan antusies me publik lewat media massa dan sosial media menunjukan perasaan euforia dengan dahli mereka memiliki rasa nasionalisme, dan memuji para punggawa Timnas dengan pahlawan negara karena telah berhasil mengkalahkan Malaysia. Hubungan Malaysia dan Indonesia memang aneh, karena kedua negara tersebut saling bermusuhan sekaligus saling mencintai bagi TKI Malaysia adalah ladang Rupiah. Bila kita anaylsis dengan apa yang dikatakan oleh Benedict anderson, euforia rasa Nasionalisme tersebut adalah bentuk politis yang digunakan untuk kepentingan pemerintah. Wacana nasionalisme yang kerap digunakan cenderung kontraproduktif karena menciptakan sekat-sekat antara yang sama dan yang beda. Hal ini jauh dari cita-cita luhur membentuk masyarakat madani yang memiliki karakter inklusif. Dan sepakbola tidak akan mampu dijadikan takaran mutlak menilai nasionalisme, begitupun sebaliknya. Kesimpulan Sepak Bola merupakan salah satu kebudayaan dari kebudayaan barat, dan dibawa oleh kolonialisme yaitu bangsa Belanda. Sepak Bola bisa sangat berkembang dengan pesat dikarenakan secara tidak langsung adalah olahraga yang murah mudah dilaksanakan dan sebagai penyalur kepenatan psikis maupun psikologis, sehingga sepak bola mudah diterima di Indonesia. Dengan banyaknya peminat sepak bola oleh kaum Pribumi sepak bola di jadikan alat untuk menyebarkan rasa Nasionalisme dan alat untuk menetang kolonialisme Belanda pad awaktu itu. Hal itu perbanding terbalik pada waktu sekarang ini, dimana sepak bola dijadikan alat kepentingan oleh pemerintah untuk kepentingan sebuah politik tertentu. Daftar Pustaka 
 Agustina Palupi, Srie, Politik dan Sepak Bola, Yogyakarta, Ombak, 2004, 
Anderson, Benedict Imagined, Communities,Yogyakarta Komunitas – komunitas terbayang .terj, Insit,2008. Gandhi, Laela Teori Poskolonial, Terjh, Qalam, Yogyakarta 2007, 
Lombba , Ania ,kolonialisme/Pascakolonialisme, Terjh,Bentang, Ypgyakarta,2003 
Sejarah Olah Raga Indonesia , Jakarta , Kantor Menteri pemuda dan Olah Raga, 1991 
Internet http://kangeryu.blogspot.com/2013/03/sejarah-sepak-bola-dunia.html http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI http://www.goal.com/id-ID/news/2279/editorial-liputan-khusus/2011/01/07/2293617/catatan-nasionalisme-dan-sepakbola-indonesia

Comments