Bapak Bupati yang Terhormat,
Bapak pernah mendapat julukan "Bupati Telo" dari Menteri BUMN pada masa kepemimpinan Bapak Dahlan Iskan. Penghargaan tersebut tentu menjadi kebanggaan sekaligus amanah untuk benar-benar mengembangkan potensi singkong di Wonogiri, bukan sekadar menjadi pencitraan belaka. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar pengembangan sektor pertanian, khususnya produksi berbasis singkong, lebih diutamakan daripada rencana pembangunan pabrik semen yang berpotensi merusak lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah sosial.
Dampak Negatif Pembangunan Pabrik Semen
Pertama, pembangunan pabrik semen akan berdampak buruk pada ketersediaan sumber daya air. Saat ini saja, masyarakat sudah mengalami kekurangan air saat musim kemarau. Dengan adanya pabrik semen yang membutuhkan pasokan air dalam jumlah besar, akan semakin sulit bagi warga untuk mendapatkan air bersih. Kedua, polusi udara akibat debu dan partikel dari proses produksi semen akan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan yang pada akhirnya membebani biaya kesehatan warga. Alih-alih meningkatkan kesejahteraan, justru pendapatan yang diperoleh dari sektor industri akan habis untuk pengobatan.
Selain itu, dampak sosial yang ditimbulkan juga tidak bisa diabaikan. Pembangunan pabrik semen berpotensi memicu konflik sosial akibat perbedaan kepentingan antara masyarakat, investor, dan pemerintah. Warga yang terdampak kehilangan lahan pertanian akan menghadapi kesulitan dalam mencari sumber penghidupan lain. Jika terjadi ketimpangan sosial yang semakin tajam, keharmonisan masyarakat pun akan terganggu.
Alternatif: Pendirian Pabrik Tiwul sebagai Solusi Berkelanjutan
Sebagai alternatif, saya mengusulkan pembangunan pabrik tiwul. Ada beberapa alasan mengapa pabrik ini lebih layak dikembangkan dibandingkan dengan pabrik semen:
Potensi Pasar yang Jelas
Di Wonogiri, terdapat banyak warung tradisional seperti "Mbok Sebleng" yang menyajikan tiwul dengan sambal bawang dan gorengan. Warung-warung ini selalu ramai pengunjung, menunjukkan bahwa produk berbasis tiwul memiliki permintaan yang tinggi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan makanan sehat, produk olahan berbasis singkong seperti tiwul dapat dikembangkan untuk pasar yang lebih luas, termasuk industri makanan organik dan ekspor.
Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan
Bahan baku tiwul, yaitu singkong, dapat dengan mudah dibudidayakan tanpa merusak lingkungan.
Pabrik tiwul tidak membutuhkan konsumsi air dalam jumlah besar seperti pabrik semen.
Limbah produksi tiwul lebih mudah diolah dan tidak menimbulkan pencemaran udara.
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Petani tetap dapat bertani dan menjual hasil panennya ke pabrik tanpa kehilangan lahan.
Masyarakat setempat dapat mengelola industri ini secara mandiri, sehingga keuntungan ekonomi lebih merata dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar.
Berbeda dengan pabrik semen yang hanya menyediakan lapangan kerja sebagai buruh, industri berbasis tiwul memberi peluang bagi warga untuk memiliki usaha sendiri, baik sebagai pemasok bahan baku maupun sebagai distributor produk.
Redefinisi Kemakmuran dan Kesejahteraan
Pemerintah sering kali mengukur kesejahteraan dari segi ekonomi makro: meningkatnya daya beli masyarakat, kepemilikan barang modern, dan pertumbuhan industri. Namun, apakah kemakmuran hanya sebatas kepemilikan mobil, rumah mewah, atau gawai canggih? Bukankah kesejahteraan sejati lebih dari sekadar angka ekonomi, tetapi juga melibatkan ketentraman hidup, ketersediaan air bersih, lingkungan yang sehat, serta masyarakat yang rukun dan harmonis?
Di era kapitalisme saat ini, pemilik modal cenderung menjadi pihak yang paling diuntungkan dari pembangunan industri besar seperti pabrik semen. Buruh tetap buruh, dengan gaji yang tidak sebanding dengan dampak lingkungan dan sosial yang mereka alami. Sementara itu, pemerintah sering kali hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat kecil. Oleh karena itu, konsep kesejahteraan yang hanya berorientasi pada kapital harus dikritisi dan diganti dengan model pembangunan yang benar-benar berpihak pada rakyat.
Kesimpulan
Jika tujuan pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat, maka pembangunan pabrik semen bukanlah solusi yang tepat. Sebaliknya, mendukung potensi lokal seperti industri tiwul akan memberikan manfaat ekonomi tanpa merusak lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, saya berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan pembangunan industri di Wonogiri dan lebih berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan serta berpihak pada rakyat.
7 Juli 2015 3;48 Am Claudius Hans Christian Salvatore
Setuju banget, kemakmuran itu adanya ketentraman hati, bukan sekedar tercukupinya materi. Salam kenal broo
ReplyDelete