Pernah menjadi anak nakal di
sekolah? Kalau pun sudah, berati kita
mempunyai nasib yang sama, sering mendapatkan
sebutan anak nakal di sekolah. Ciri khas anak anak di sekolah seperti
yang selalu membuat gaduh, selalu keluat masuk ruang BP, sering mendapatkan teguran,
sering mendapatkan hukuman, sering mendapatkan point, bahkan orang tua kita
sering ke sekolah, bukan hanya mengambil raport saja tapi ya di panggil oleh guru untuk
mendengarkan ceramah bahwa anak nya melakukan banyak kesalahan di sekolah.
Sering kali anak nakal di sekolah membuat pusing banyak guru, karena kelakukan
mereka yang tidak menuruti kehendak guru maupun peraturan sekolah. Sehingga keberadaan ya yang sedikit menggangu
jalan nya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pandangan para Guru terhadap
anak anak di sekolah, seakan menjadi murid yang paling di perhatikan atau
bahkan murid paling di benci oleh para
guru. Pandangan guru yang menganut paham positivis seakan-akan anak nakal di
sekolah tidak mendapatkan tempat yang sejajar dengan murid lainya yang menurut
guru itu alim, maupun pintar di sekolah. Terjadi pembedaan di dalam sekolah terhadap
murid nakal maupun murid yang tidak nakal di sekolahan terlepas dari latar
belakang kelas social mereka.
Hukuman
di sekolah entah itu hukuman fisik maupun hukan tertulis adalah salah satu
jalan terbaik untuk mengatasi perbuatan anak nakal di sekolah, dan itu
terjadi terus menerus, dari zaman ke zaman dari tahun ke tahun. Pola
pendampingan guru terhadap anak nakal di sekolah hanya bisa berhenti pada
tataran hukuman, bukan pendampingan yang sesuai dengan apa yang di yang terjadi
pada anak tersebut. Guru seakan lupa atau tidak tahu, bahwa anak didiknya
berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda, yang mempunyai permasalahan
yang berbeda-beda, yang mempunyai minat bakat yang berbeda, akan tetapi para
guru menganggap murid nya sama, dan semua murid di anggap sama di mata mereka
dan di tuntut untuk menjadi siswa yang sama sesuai dengan kehendak guru dan
kehedak sekolah.
Penilaian
guru di sekolah hanya berpatokan pada hasil nilai tanpa memperhatikan proses
tumbuh perkembang si anak. Penilaian tersebut hanya berdasarkan pada
hasil-hasil yang di ajarkan di sekolah yang sesuai dengan buku ajar ataupun
kemampuan yang dimiliki guru tersebut. Sehingga yang terjadi adalah banyak
sekali hal-hal yang luput dari perhatian guru terhadap peserta didiknya. Salah
satu contonhya adalah perkembangan minat dan bakat yang di miliki oleh peserta
didik tersebut.
Latar
belakang anak nakal sekolah beraneka ragam, mengapa anak itu nakal?apa yang mau
di inginkan dari anak anak tersebut di dalam sekolah? Pada masa-masa muda
khususnya masa SMA,seorang anak adalah masa dimana dia mencari jati diri
sebenarnya, pengaruh lingkungan sekitar dan pengaruh keluarga sangat
berpengaruh besar terhadap tumbuh besar si anak tersebut. Pencarian jati diri
seorang anak terbentu karena kondisi lingkungan dia berada. Pada masa-masa itu
peserta didik banyak memiliki akal dan imajinasi yang yang perlu untuk id salurkan
kea rah yang baik. Akan tetapi yang terjadi adalah system sekolah pada saat ini
hanya masih berkutat pada mata pelajaran yang sesuai yang di ajarkan dan masih
berkutat pada nilai. Sehingga yang terjadi adalah bagi siswa yang mempunyai
bakat di luar mata pelajaran tidak mendapatkan perhatian dari sekolah maupun
guru di sekolah. Keadaan seperti ini mengakibatkan banyak siswa yang mencari
jalan lain sehingga banyak melakukan pemberontakan di sekolah. Sering kali anak
nakal di sekolah di anggap sebagai anak yang perlu untuk mendapatkan hukuman,
akan tetapi di balik anak nakal atau keinginan yang tersebunyi, yang mereka
tidak dapat di dunia sekolah yang penuh dengan tuntutan nilai.
Guru
butuh ketrampilan khusus agar bisa membimbing ke arah yang baik agar anak
didiknya bisa menjadi siswa yang nakal akan tetapi mempunyai banyak akal yang
nantinya dapat membawa anak tersebut kea rah yang baik dan bisa mempersiapkan
dalam menyambut masa depanya. Hukuman
entah fisik atau non fisik yang diberikan pada anak nakal di sekolahan
akan membawa siswa ke arah yang buruk, membentuk siswa yang pendendam, dan
menghilangkan daya kritis yang di miliki siswa tersebut karena di tuntut untuk
menjadi siswa yang patuh terhadap apa yang dimau oleh guru maupun sekolah.
Hukuman bukan menjadi solusi yang tepat terhadap anak nakal disekolah. Bila
mengambil tulisan dari Driyakara pendidikan adalah membentuk manusia muda tang
dapat menemukan potensi dalam hidupnya saya kira pendidikan harus sesuai dengan
apa yang di harapkan muridnya dan di arahkan dalam membentuk karakter dan
kepribadian murid untuk lebih baik lagi. bukan dengan hukuman fisik ataupun di
keluarkan di Sekolah untuk mengatasi anak nakal sekolah, akan tetapi butuh
ketrampilan ektras agar bisa membimbing dan mengarahkan siswa ke arah yang baik
untuk menemukan potensi dalam dirinya.
Hans Salvatore
Comments
Post a Comment