Ketika
membahas tentang sepak bola, teman-teman saya selalu bertanya pada saya, tim
asal daerah mu daerah mu itu apa, Persiwon kah namanya? Sering kali orang di
luar Wonogiri menebak klub sepak bola dari Wonogiri bernama Persiwon. Akhirnya,
saya kasih tahu nama klub dari Wonogiri bernama Persiwi (Persatuan Sepak bola
seluruh Wonogiri). Mungkin belum banyak orang yang tahu tentang klub sepak bola
Persiwi. Klub ini berjaya pada masanya.
Pada Tahun 1970 dan pada tahun 1987/ 1988 pernah akan lolos ke divisi 1, namun
harus kalah dengan tim Persijasel dalam play off di Stadion Sriwedari Solo.[1]
Dukungan yang diberikan pada waktu itu, sangat antusias. Suporter yang menyebut
mereka dengan Wonogiren (sebutan
untuk masyarakat Wonogiri) memadati stadion Sriwedari. Pada waktu itu, permainan
Persiwi mempunyai ciri khas, dengan memainkan permainan bola pendek. [2]
Seiring
perkembangan waktu, nama Persiwi semakin hilang oleh waktu. Orang lebih
mengenal nama, Arseto, Pelita Solo, Persijatim dan Persis Solo. Wajar saja
orang tidak mengenal Persiwi, bukan hanya prestasi keikutsertaan dalam liga
juga pada saat ini juga vakum. Saya mencoba mencari di internet tentang
pertandingan-pertandingan Persiwi, dan ternyata yang keluar adalah pertandingan
piala Suratin yang dimainkan oleh Persiwi Junior pada tahun 2017, dan itu harus
berhenti di tengah jalan karena terkendala biaya. Suara-suara untuk,
menghidupkan lagi persiwi kembali terdengar, anak muda dari berbagai daerah di
Kabupaten Wonogiri. Mereka menyuarakan, yang intinya agar Persiwi kembali
dihidupkan, mendesak pemerintah kabupaten Wonogiri untuk aktif dan menghidupkan
kembali klub kebangaan kabupaten Wonogiri ini.
Namun, tentu saja bukan hal yang mudah untuk menghidupkan Persiwi pada
saat ini. Butuh biaya yang sangat besar, tentu saja bila tidak di kelola dengan
baik, akan menjadi boomerang bagi APBD Kabupaten Wonogiri. Berbicara sponsor
tentu sponsor akan berpikir ulang, dengan melihat kondisi sepak bola Indonesia
pada saat ini dengan melihat masih banyak mafia dan pengaturan skor di sepak
bola Indonesia. Di sisi lain, sarana prasarana dari stadion sampai kualitas
rumput juga belum menunjang dalam memasuki sepak bola Industri di kabupaten
Wonogiri. Butuh waktu lama, keseriusan
dan dana yang tidak sedikit untuk membangun sebuah tim agar eksis di kancah
sepak bola Indonesia. Kabar terakhir yang terdengar, ada wacana merger Persiwi
dengan klub Kudus yang bernama magenta. Tentu saja, itu bukan solusi untuk
menghidupkan kembali Persiwi. Bila itu terjadi, itu adalah sebuah kemunduran
bagi persepakbolaan di Wonogiri. Karena apa? Ya, karena sepak bola itu butuh
proses untuk mencapai sebuah target, dan bisa menjadi pembelajaran dan
pengalaman bagi masyarakat Wonogiri untuk mengelola sebuah klub. Kalaupun instant, tentu saja karakter-karakter
seperti ini sama saja dengan fenomena yang terjadi di Persepakbolaan Indonesia,
membeli lesensi atau merger, agar bisa bertanding di kasta yang paling atas.
Tentu saja yang dilupakan adalah sebuah proses-proses bagaimana persaingan
harus di mulai dari kompetisi bawah dan tidak melupakan bibit lokal dari
kabupaten Wonogiri.
Aziz Purnomo, A. (2017)
Harapan Baru untuk Persiwi Wonogiri,
Harapan untuk Menonton Sepakbola. Available at: https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/207644/PSH/170204/harapan-baru-untuk-persiwi-wonogiri-harapan-untuk-menonton-sepakbola.
[1] Abizar Aziz
Purnomo. (2017) Harapan Baru untuk
Persiwi Wonogiri, Harapan untuk Menonton Sepakbola. Available at: https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/207644/PSH/170204/harapan-baru-untuk-persiwi-wonogiri-harapan-untuk-menonton-sepakbola.
Comments
Post a Comment